Ada perasaan sesak di dada ketika lagi-lagi rasa penasaran ini tanpa sadar membuka kembali kenangan lalu
Suatu hal yang seharusnya tak usahlah kembali diungkit
Tapi, mungkin...
Hal ini tidak akan dapat dilupakan walau telah tenggelam dalam dunia baru
Hal ini tidak dapat dihilangkan begitu saja, bahkan dengan penyangkalan bertubi-tubi
Ketika melihat percakapan usang, nafas ini tercekat, jantung ini berdebar hebat, tak tahu mesti berbuat
Rasa rindu itu hadir dan tak dapat dipungkiri
Penyesalan itu jelas dan tak dapat terbantahkan
Ingin rasanya memutar waktu, mengulang segala sesuatu
Saat canda dan tawa nampak kentara
Saat pilu dan sendu saling beradu
Saat wajah tak menjadi syarat akan persahabatan murni
Saat sepi terobati oleh mereka yang bahkan tak pernah bersentuhan
Jika dapat kembali ke masa itu, ingin rasanya memeluk mereka satu-satu
Dan berkata bahwa kerinduan yang mendalam akan hadir di tahun-tahun mendatang
Di tahun-tahun ketika semuanya memiliki kepentingan maha tinggi
Ketika semuanya mulai beranjak pergi
Ketika semua keceriaan hanya tinggal kenangan
★
★
★
★
★
★
Mungkin gue terlalu melankolis. Maaf... Tapi, jujur, gue kangen mereka.
Pas gue ngeliat timeline-nya Gin, gue langsung kebayang betapa senengnya gue mention-nan sama dia.
Pun, waktu gue liat timeline agensi RP pertama dan kedua gue... Gimana gue mulai semuanya dari awal, baik itu belajar buat enggak out of character sampai belajar membangun relasi dengan sesama pemain. Dan itu sakit pas dikenang. Sakit karena gue tau kesenangan dan kebahagiaan itu gak akan terulang lagi. Sakit karena gue sadar gue udah gak bisa lagi main RP. Sakit karena sekarang gue gak tau mereka ada di mana, lagi ngapain, dan sebagainya.
Emang sih, ngeberaniin diri buat liat akun-akun RP lama itu nyakitin, tapi juga mengharukan dalam waktu yang bersamaan. Gue gak bisa lepas dari dunia RP gitu aja. GUE BAHKAN MASIH BISA NGERASAIN SUASANA PAS NGE-ROLEPLAY DI RUMAH GUE; DI DEPAN TV, DI TEMPAT TIDUR, DI MEJA MAKAN... SENSASI ITU MASIH BISA GUE RASAIN.
Jujur, gue sedih... Ninggalin mereka hanya karena karakter gue xxxxx xxxx xxxxx xxxx xxx xxxxx. Itu kesalahan terbesar gue... Dan itu fatal akibatnya. Sekarang gue cuma bisa nyesel. Ya udah.


I'm kinda bored, waiting for the next class that has been settled to start at 1 p.m. I just want to knock myself out to sleep but yeah, college things become walls that close my fun-time all of sudden. Lmao.
While listening to 'Say Something', I'm awfully starving here.
Ok.
That's weird.
Bye.
Hear it...
Know it...
Bear with it...
Touch it...
Smell it...
Taste it...
Be it...
Yay! I've just finished my class, which was The Introduction of Japanese Culture, and now I'm in an awesome mood to tell you about the lecture.
It was about Fudo (風土), a concept of climate by Watsuji Tetsuro. He was a Japanese Philosopher who had made that Fudo concept, which explains us that every single part of world's climate relates with cultures and ethics.
You can browse more about Watsuji Tetsuro for further informations.
I won't write any longer about what Tetsuro's theory was; nevertheless, I want to share you what my lecturer had said that made me get an echo on my mind.