Bulan Desember tahun lalu, sebuah epic drama dengan judul ‘Penjara’ dipentaskan di salah satu fakultas sebuah universitas di Indonesia. Drama tersebut mengusung tema kebebasan. Ya, kebebasan. Para aktor yang berperan sebagai tahanan merasa haus dan rindu akan kebebasan yang telah lama terkurung di balik kalutnya aturan. Namun, haruskah kebebasan itu memiliki eksistensi…… di sebuah penjara?
Ya sah-sah saja, kan? Mana ada manusia yang mau hidup dengan aturan yang membelitnya? Bahkan untuk seorang tahanan penjara sekalipun.
Jadi… aturan itu sebenarnya jahat, ya?
Bahkan segaris kalimat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia pun mengakui itu. Bebas; berarti tidak terikat atau terbatas oleh aturan.
Pernah berpikir kenapa aturan itu bisa ada? Apakah jika semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak diatur, dunia ini akan hancur? Entahlah. Jika dapat ditarik sebuah kesimpulan konyol, mungkin akan ada garis yang mengatakan jika semua manusia di atas bumi ini baik, maka aturan tidak perlu ada. Jika setiap manusia tidak kenal apa itu kejahatan, maka kebebasan akan tercipta.
Huh?
Bingung.
Tunggu dulu.
Enigma yang rumit, memang.
Maksudnya, jikalau manusia-manusia agung ciptaan Tuhan ini hanya mengenal kebaikan saja, maka, apa yang harus diatur dari setiap perbuatan mereka? Jika manusia hanya mengenal kebaikan saja, maka setiap perbuatan yang mereka lakukan tidak akan berdampak buruk bagi manusia lainnya. Segala sesuatu yang bebas mereka lakukan terbungkus rapi di dalam sebuah selimut yang lembut bernama kebaikan.
Kebaikan itu tidak perlu diatur, kan?
Yah… Walaupun dalam kenyataannya, di mana ada yin, pasti di situ ada yang. Di mana ada putih, di situ ada hitam. Pun di mana ada atas, di situ pula akan ada bawah. Semua yang ada di dunia ini ada kontradiksinya. Dan hal yang paling penting, di mana ada kebaikan, pasti di situ akan ada saja kejahatan.
Tapi, apa mungkin jika di dunia ini tidak ada yang namanya aturan? Apa mungkin di dunia ini manusia hanya mengenal kebaikan saja? Mmm… Mungkin saja! Kau bisa bebas berkhayal bahwa yang namanya aturan tidak pernah ada di setiap zaman yang pernah dihuni manusia mana pun. Kau bebas melakukan apa saja di pikiranmu. Ya, ya! Benar! Kepalamu, imajinasimu, itu adalah tempat yang paling tepat untuk mengetahui esensi akan sebuah kebebasan. Di sana, kau aman melakukan apa pun.
Bebaslah sebebas-bebasnya di sana. Tak ada aturan yang mengekang. Dan jika kau telah kembali pulang pada kenyataan, jangan lupa patuhi aturan yang ada.
Pikiranmu, negeri dongengmu. Dan, ya… Garisan kalimat di atas tadi adalah imaji kebebasan di negeri dongengku.
0 comments:
Post a Comment